Kamis, 01 April 2021

Scamming dengan modus bocoran togel

  


Ilustrasi pool. Sumber: pixabay/dober


-tulisan ini awalnya dipost di Kompasiana, tapi dibabat admin karena terkait topik yang dilarang disana meski tulisan ini bisa membantu khalayak untuk menghindar menjadi calon korban berikutnya-

Setidaknya ada beberapa kali terlintas di grup tentang sebuah akun yang sharing tentang pengalaman mereka menang di putaran togel dunia. Togel adalah salah satu aplikasi judi yang populer di masyarakat kita. Tentu saja, hampir semua permainan bisa mengarah ke judi jika ada nominal uang yang dipertaruhkan. Yang cukup populer di tingkat bawah adalah balap merpati, kuda, sabung ayam, dan beberapa permainan aduan lain. Bahkan ajang balap F1 atau sepakbola pun bisa dipertaruhkan hasilnya.

Mungkin dunia internasional tidak menyebutnya sebagai togel untuk permainan tebak-menebak angka yang mirip dengan bingo ini; namun setidaknya, istilah inilah yang mereka gunakan untuk menjaring masyarakat yang pernah berkenalan dengan permainan tebak-menebak angka ini di Indonesia.

Tentang tebak-menebak angka ini masyarakat kita pernah familiar dengan KSOB, KSSB atau SDSB di masa lalu yang digunakan sebagai pemasukan negara untuk menggalang dana dari masyarakat karena sistem pajak masih belum sematang sekarang. Para pemasang pun melakukan segala cara untuk mendapat angka jitu. Termasuk meramal dan cocoklogi dengan mimpi tidur.

Bagaimana para pemenang tadi (melihat lagi par.1) bisa menang? Nampaknya memang abal-abal. Hal tersebut digunakan sebagai kamuflase dan modus saja bagi pelaku untuk memuluskan aksinya deki menggaet duit mereka yang 'meleng'. Dalam perundangan di Indonesia, bandar judi dan mereka yang sekadar nimbrung dalam dunia untung-untungan tersebut akan sama dijerat oleh pasal. Jadi para korban tak akan berani melapor polisi jika mereka dirugikan dalam jumlah besar karena jikapun menyadari (atau setelah diberitau) mereka pun akan juga terjerat oleh perundangan sebagai pengguna tadi.

Karena menurut logika hukum: seorang bandar akan tutup jika tak ada pemain. Namun mungkin juga seorang bandar akan mencari korban dengan modus demikian 'asal tidak tutup'. Atau bisa juga, klaim para pelaku atas diri mereka sendiri yakni 'master togel internasional' pun memancing logika jika dana kemenangan yang dibagi² tersebut dari kegiatan pasang-memasang angka tersebut memang hanya sekian persen dari keseluruhan dana yang dikumpulkan.

Sebuah akun youtube dari seorang matematikawan menjelaskan bahwa angka yang muncul dalam judi togel adalah angka acak. Jadi perumusan untuk menebak apakah angka yang tepat adalah mustahil. Kecuali keluarnya angka itu mempunyai pola pada beberapa atau semua kemunculannya.

Lalu apakah yang diterapkan oleh pelaku penipuan tersebut untuk menjaring korban? Mereka memajang testimoni dari beberapa akun yang entah itu 'asli' atau 'KW' (Mungkin akun mereka yang terlihat seperti asli tadi juga berasal dari akun yang di-hack. Tapi saya tak tahu pasti).  Kecuali akun video yang di-posting pelaku tersebut adalah para korban yang kehabisan uang bahkan berutang (karena dipaksa) sebagai 'biaya' di awal agar duit 'kemenangan' abal-abal tersebut cair. Jadi pelaku akan menguras uang korban dengan iming-iming duitnya bakal cair. Dan jika sampai pada titik dimana mereka tak bisa berutang atau diperas lagi, mereka akan dipaksa membuat video yang berisi bahwa uangnya telah masuk ke rekening mereka (padahal tidak), lagi-lagi demi 'pencairan uang'-nya. Dan mereka pun terjebak dengan pengakuan testimoni palsu mereka sendiri. Karena itu mayoritas video testimoni mereka saat mengaku mendapat uang puluhan hingga ratusan juta maka masih terlihat lemas karena uang yang dijanjikan tersebut sejatinya belum teraih plus harus melunasi utang yang banyak. Entah juga jika mereka harus utang ke pinjol untuk itu.

Para pelaku menjanjikan uang kemenangan berlimpah dengan modus bocoran togel (hasil angka yang akan menang) dalam putaran 2D, 3D, atau 4D (2angka, 3angka atau 4angka) di Sydney, Singapura, atau Hongkong. Sebagian juga ada yang 'mengaku' dapat bocoran dari Malaysia dan Taiwan juga. Singkatnya, di negara mana ada perjudian yang dilegalkan mereka akan bisa mendapat bocorannya. Jika dirunut, klaim pelaku akan perilaku mereka sendiri pun sebenarnya 'mencla-mencle' atau isapan jempol belaka. Awalnya bilang jika mereka dapat bocoran tersebut dari software buatan developer di AS; lalu dalam kesempatan lain mereka menulis jika mereka mendapat bocoran tersebut dari bandar secara langsung untuk mereka yang tidak pernah memenangkan togel demi memperbaiki perekonomian mereka. Tersebutlah nama macam Kimi Raimu, Jhon Juancok atau Joran Gatelan dan beberapa nama lain, termasuk ada nama wanita pula yang jadi pelaku.

Seorang pelaku menjawab, "semua akan menang" pas ditanya, bagaimana jika ada 6 orang memasang 4 angka bocoran dari mereka (nominal kemenangannya tertinggi: beberapa situs menyebut jika yang bakal ditangguk akan dikalikan 3000 dari nominal yang dipertaruhkan---misalnya pasang 500.000 untuk 4 angka tertentu maka kalikan saja dengan 3.000 jika menang; Jadinya 1.500.000.000). Siapa yang tidak ngiler

Dan secara logika jika para korban tadi dijanjikan akan mendapat 800-900 juta sementara menurut perhitungan angka nominal yang normal seharusnya mendapat 1,5M (mengacu beberapa situs togel dengan klaim 'terpercaya')—maka akan ada sedikit (atau bisa juga tak ada sama sekali) kecurigaan karena secara logika para 'master togel internasional' inipun akan mendapat duit tak kalah banyak jika pemain tersebut menang. Karena itu para pelaku akan berusaha untuk memenangkan member tersebut demi memperoleh uang besar juga.

Tapi tentu saja hal abal-abal tersebut tak ada kejelasannya atau perjanjian bermeterai, karena ilegal. Dan protes 'calon member' atas keterangan ngawur (jika dinalar) tersebut tidak akan membuat pelaku 'pembocor' tadi ambil pusing karena toh baik bandar maupun pemain akan terjerat hukum jika tindakan mereka dilaporkan.

Lantas, bagaimana para korban sadar jika mereka telah ditipu? Karena setelah video testimoni hasil suruhan tadi diunggah di media sosial, pelaku akan segera memblokir pengirim tersebut hingga tak bisa berkomunikasi dengan para korban lagi setelahnya. Jadi setiap ada video testimoni abal-abal tadi terunggah, video tersebut akan menjadi sumber referensi baru untuk korban berikutnya secara berantai. Korban akan memakan korban, dan pelaku tadi memperalat korbannya untuk mendapat korban baru. Efeknya mirip seperti domino jika tidak segera dilenyapkan.

Dan berbeda dengan keterangan pihak berwajib yang menurut mereka untuk mengusut para pemain sekaligus bandar-nya harus menjadi member terlebih dulu. Para korban tadi tidak pernah dimasukkan ke dalam grup member tertentu atau komunitas khusus, tapi hanya diberitau jika mereka menang atas putaran togel yang mereka pilih kemudian mulai memeras korban dari sana.

----------

*tulisan yang bersumber dari curhat seorang korban dimana berkas laporannya telah masuk ke pihak berwajib. Karena satu hal yang tertera pada artikel: pemain dan bandar akan diproses hukum. Meski tujuan artikel adalah menjauhkan calon korban. >>>




Jumat, 05 September 2014

Testing--lirik Nail Delman...

Delman. Image: commons wikimedia.org


Pada hari minggu kuikut ayah ke kota...
Naik delman istimewa ku duduk di muka...
Ku duduk samping pak kusir yang sedang berkuda...
Mengendali kuda supaya baik jalannya... hey...
tuk-tik-tak-tik-tuk-tik-tak-tik-tuk-tik-tak-tik-tuk...
tuk-tik-tak-tik-tuk-tik-tak-suara s'patu kuda...